Maraknya
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi memberi sebuah kemajuan
peradaban, banyak sekali manfaat yang bisa didapat dari perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi. Dari anak-anak hingga orang dewasa pasti mengenal dan
menggunakan internet untuk berkomunikasi dan memperoleh banyak informasi. Namun
terlepas dari hal tersebut, internet juga dapat berdampak negatif, salah
satunya adalah fenomena cyber bullying.
Pengertian
dari cyber bullying itu sendiri
adalah segala bentuk kekerasan yang dialami anak atau remaja, yang dilakukan
oleh teman seusia mereka melalui dunia cyber
atau internet. Cyber bullying merupakan
kejadian seorang anak atau remaja diejek, dihina, diintimidasi atau
dipermalukan oleh anak atau remaja lain melalui media internet, teknologi
digital, atau telepon seluler.
Masyarakat
masa kini melakukan komunikasi dan interaksi sosialnya dalam sebuah wadah yang
bernama sosial media. Indonesia termasuk salah satu negara dengan jumlah
pengguna aktif terbanyak. Di Indonesia pengguna media sosial paling banyak
adalah usia remaja. Usia yang sedang dalam pembentukan karakter dan pencarian
jati diri, di mana motif penggunaan utama dari internet adalah sebagai sumber
kebutuhan dan kesenangan diri sendiri.
Menurut
salah satu riset terbaru yang menganalisa berbagai fenomena-fenomena online, cyber bullying berhubungan erat
dengan penyakit-penyakit mental sebagai dampaknya, salah satunya adalah
depresi, yang bahkan bisa memungkinkan korban memutuskan untuk bunuh diri.
Banyaknya
korban-korban cyber bullying menyebabkan
meningkatnya pengawasan, khususnya setelah dilaporkan bahwa remaja-remaja yang
bunuh diri pernah di-bully di
berbagai sosial media. Seperti pada tahun 2013, beberapa kasus bunuh diri
akibat cyber bullying dikatakan
berhubungan dengan sosial media yang bernama Ask.fm, di mana pengguna dapat
memberikan pertanyaan dengan pengguna lainnya dengan fitur anonymous.
Salah
satu survey menyatakan yang memiliki sampel anak berumur 8 sampai 16 tahun, 16%
di antaranya lebih takut di-bully secara
online, sementara sisanya tidak bisa memilih salah satu dan kemudian berakhir
memilih keduanya. Orang tua dari korban cyber
bullying pun mengatakan beberapa dampak yang terjadi, antara lain adalah
kepercayaan diri yang rendah, depresi, memilih untuk tidak beraktivitas,
mengalami mimpi buruk dalam kurun waktu yang cukup sering, bahkan gangguan
makan, seperti anoreksia dan bulimia.
Survey
tersebut juga mengatakan bahwa korban cyber
bullying kerap menutupi insiden cyber
bullying mereka. Untuk itu, orang tua diharap tidak lupa, bahwa kehidupan
yang dijalani oleh anak tidak hanya dalam dunia nyata, tapi juga dunia cyber yang sama nyatanya bagi mereka. Di
internet, anak bersosialisasi, belajar mengenai hal baru, bersenang-senang, dan
tidak menutup kemungkinan juga mengalami hal-hal tidak menyenangkan.
Referensi: