Senin, 26 Desember 2016

2PA04 - Penulisan - Karinta - Internet, Cyber Bullying, dan Kesehatan Mental

Maraknya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi memberi sebuah kemajuan peradaban, banyak sekali manfaat yang bisa didapat dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Dari anak-anak hingga orang dewasa pasti mengenal dan menggunakan internet untuk berkomunikasi dan memperoleh banyak informasi. Namun terlepas dari hal tersebut, internet juga dapat berdampak negatif, salah satunya adalah fenomena cyber bullying.
Pengertian dari cyber bullying itu sendiri adalah segala bentuk kekerasan yang dialami anak atau remaja, yang dilakukan oleh teman seusia mereka melalui dunia cyber atau internet. Cyber bullying merupakan kejadian seorang anak atau remaja diejek, dihina, diintimidasi atau dipermalukan oleh anak atau remaja lain melalui media internet, teknologi digital, atau telepon seluler.
Masyarakat masa kini melakukan komunikasi dan interaksi sosialnya dalam sebuah wadah yang bernama sosial media. Indonesia termasuk salah satu negara dengan jumlah pengguna aktif terbanyak. Di Indonesia pengguna media sosial paling banyak adalah usia remaja. Usia yang sedang dalam pembentukan karakter dan pencarian jati diri, di mana motif penggunaan utama dari internet adalah sebagai sumber kebutuhan dan kesenangan diri sendiri.
Menurut salah satu riset terbaru yang menganalisa berbagai fenomena-fenomena online, cyber bullying berhubungan erat dengan penyakit-penyakit mental sebagai dampaknya, salah satunya adalah depresi, yang bahkan bisa memungkinkan korban memutuskan untuk bunuh diri.
Banyaknya korban-korban cyber bullying menyebabkan meningkatnya pengawasan, khususnya setelah dilaporkan bahwa remaja-remaja yang bunuh diri pernah di-bully di berbagai sosial media. Seperti pada tahun 2013, beberapa kasus bunuh diri akibat cyber bullying dikatakan berhubungan dengan sosial media yang bernama Ask.fm, di mana pengguna dapat memberikan pertanyaan dengan pengguna lainnya dengan fitur anonymous.
Salah satu survey menyatakan yang memiliki sampel anak berumur 8 sampai 16 tahun, 16% di antaranya lebih takut di-bully secara online, sementara sisanya tidak bisa memilih salah satu dan kemudian berakhir memilih keduanya. Orang tua dari korban cyber bullying pun mengatakan beberapa dampak yang terjadi, antara lain adalah kepercayaan diri yang rendah, depresi, memilih untuk tidak beraktivitas, mengalami mimpi buruk dalam kurun waktu yang cukup sering, bahkan gangguan makan, seperti anoreksia dan bulimia.
Survey tersebut juga mengatakan bahwa korban cyber bullying kerap menutupi insiden cyber bullying mereka. Untuk itu, orang tua diharap tidak lupa, bahwa kehidupan yang dijalani oleh anak tidak hanya dalam dunia nyata, tapi juga dunia cyber yang sama nyatanya bagi mereka. Di internet, anak bersosialisasi, belajar mengenai hal baru, bersenang-senang, dan tidak menutup kemungkinan juga mengalami hal-hal tidak menyenangkan.

Referensi:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Comments system

Disqus Shortname